Selasa, 14 Februari 2012

Para Idealist

Alangkah anehnya diri kita. Seringkali malah menyalahkan mereka yang disebut realita. Dengan idealisme yang sudah digenggamnya sejak dahulu, maka setiap realita seolah dibenturkan. Beginilah bentuk kokohnya idealisme, katanya.

Baiklah, ada yang ingin aku tanyakan. Apakah pada setiap kejadian yang sudah, sedang, dan akan terlewat, adalah rentetan peristiwa tanpa skenario? Ataukah begini, beberapa kejadian adalah sesuatu yang tidak pernah sama sekali menyentuh kesengajaan, atau yang sering disebut dengan istilah kebetulan? Atau ada yang menyebut dengan istilah black swan?

Jika mengiyakan setiap kalimat tanya di atas, mungkin manusia merasa tidak perlu merencanakan sesuatu hal apapun. Toh setiap kejadian itu adalah kebetulan. Anda pasti tidak setuju.

Setiap kejadian, atau realita yang ada, adalah skenario. Allah yang merancang. Tetapi masalahnya adalah hal tersebut bukanlah area yang mesti kita ketahui. Sekali lagi, ini bukan area kita untuk ketahui. Sebabnya jelas, karena pengetahuan kita amat terbatas. Sehingga kata prediksi itu menggambarkan kejadian yang mungkin terjadi, tanpa pasti.

Oleh karena itu, sangat aneh jika kita selalu mengeluh dengan tiap realita yang ada. Mungkin saja, ada yang belum dipahami dari idealisme yang katanya sudah terpegang sejak lama. Sesungguhnya, istilah kokoh dalam idealisme itu adalah pada fundamentasinya, bukan pada implementasi. Dan dinamika yang terjadi, realita yang ada, adalah skenario Allah yang banyak tidak kita ketahui dari setiap alasan kejadian tersebut hingga bentuk yang akan terjadi kemudian.

Allah sebutkan, manusialah yang buat dirinya sendiri terzolimi. Maka ketika realita yang ada adalah banyak yang terzolimi, begitulah ketetapan-Nya. Termasuk pada skenario-Nya.

Sehingga jelas, realita bukan untuk dibenturkan. Tetapi dibenarkan. Dengan idealisme yang ada. Dengan melenturkan implementasi dari idealisme itu. Siapa tahu, begitulah skenario Allah untuk menguji para idealist.

1 komentar: