Rabu, 15 Februari 2012

Benar, Dia adalah Pahlawan.

Kisah heroik tidaklah mesti digambarkan dengan jubah-jubah perang, pedang yang terhunus tajam, ataupun kuda-kuda kesatria nan gagah. Seorang ibu, adalah tokoh yang paling dapat menggambarkan siapa yang paling heroik di dunia.

Kujumpai seorang ibu, menceritakan sepenggal kisah yang meyakinkanku akan pernyataanku sebelumnya. Dahulu ketika sang ibu mengandung, tenaga medis yang terlibat saat itu telah memberikan pernyataan yang begitu mengejutkan. Betapa tidak, janin yang sedang dikandungnya divonis cacat! Disebut dengan Osteogenesis Imperfecta, suatu keadaan dimana seluruh tulang tidak terbentuk sempurna pada komponenenya sehingga rentan mengalami patah. Dalam penjabarannya, kondisi ini akan terus menetap hingga sepanjang hayat. Hingga sempat terlintas rencana untuk mengakhiri kehidupan janin cacat itu. Sungguh dilematis memang, mempertahankannya memiliki resiko yang begitu jelas amat berat kelak. Mengakhirinya, tidak manusiawi.

Salut! Sang ibu memilih untuk mempertahankannya. Keputusan ini begitu berani! Konsekuensinya sudah pasti berat.

Terbukti. Sang anak kini beranjak 17 tahun. Sejak lahir hingga sekarang, sang anak sudah pernah mengalami patah tulang sebanyak 13 kali. Bahkan suatu ketika anak tersebut sedang membungkuk, tiba-tiba tulang paha nya patah. Begitu rapuhnya. Lalu apakah sang ibu menyesal? Sama sekali, tidak.

Sang ibu mengakui tidak ada yang mampu ia abaikan demi anaknya. Meski keadaan mengharuskan seperti itu. Oleh karenanya sang ibu selalu rela merujuk ke dokter bedah tulang setiap kali patah tulang terjadi. Bukan ke dukun tulang.

Ternyata cintanya ibu yang mendorong memberikan yang terbaik untuk buah hatinya itu. Ternyata cintanya ibu yang melahirkan sikap heroik. Dan aku semakin yakin, seorang ibu, nyatanya adalah seorang pahlawan. Benar, dia adalah pahlawan.

_Ahmad Meiyanto_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar