Selasa, 19 April 2011

Ini etika Bung!

Memegang keramahan kata-kata yang mengalir terucap memang bukan hal mudah. Tahan! Tapi ini etika Bung!

Manusia dianugrahkan emosi yang begitu luar biasanya mampu mengendalikan gerak geriknya. Dia bermain bagai air. Ketika mendidih, meluap-luap. Kala membeku, jadi hening. Meski otak lihai berbicara, namun emosi kadang jadi pahlawan. Begitulah fungsi emosi. Menembus batas-batas keputusasaan otak dalam menyelesaikan masalah yang terlihat mustahil. Memang ajaib.

Tapi tunggu dulu bung! Anda tidak dapat jadikan ini sebagai alasan 'tuk jadikan emosi sebagai garda terdepan dalam hal apapun. Otak dan emosi bukan lawan. Mereka teman. Mereka kawan dalam kebersamaan. Mereka menyempurnakan. Bukan satu membunuh yang lainnya!

Begitu juga dengan mulut! Dia adalah pintu keluar mereka. Jika emosi yang keluar lebih dulu, maka hasilnya jadi emosional. Jika otak yang keluar lebih dulu, maka bisa tak manusiawi. Tapi lihat! Jika keduanya keluar bersama-sama, alunannya mengalir indah. Jadi bernyawa, namun manusiawi dan cerdas!

Begitupun kepala ini! Sangat tak berkenan dengan kata-kata menjijikkan yang terpaksa masuk ke liang telinga yang juga muak dengan kekotorannya! Dimanakah letak kesantunan itu? Sudah terlanjur dibuang jauh kah? Atau engkau sudah bunuh otak itu?

"Mereka adalah yang berzikir dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring dan berpikir pada penciptaan langit dan bumi.." Ali Imron 191

Allah SWT telah ajarkan ini kepada insan. Orang berakal sehat adalah yang gunakan aktivitas hati dan otak nya bersama-sama. Tutur kata yang tidak waras, mungkin sudah mampu engkau tebak asalnya!

Mari sama-sama belajar kembali apakah isi diri kita ini sudah pantas untuk diserahkan kepada-Nya kelak.

Jumat, 01 April 2011

Istiqomah

Kepada akar yang terus menghujam.
Kepada langit yang kokoh tanpa runtuh.
Kepada embun yang setia membasahi bumi.
Kepada sungai yang jemarinya menjalar ke laut.

Tetaplah begitu.
Hingga masa ketika engkau telah usai dengan tugas-tugas mulia.
Tapi nasibmu memang begitu.
Karena engkau adalah pilihan Tuhan.

Engkau pikir mungkin jadi sampah.
Engkau pun pikir jadi ilalang.
Yang diinjak-injak kezhaliman
dan kemunafikan
di sekitar jalan kesucian.

Namun janganlah engkau khawatir. Tuhan Maha Memberi Perhitungan.