Kamis, 01 September 2011

Dosa Yang Terabaikan

Pagi-pagi matahari belum menyapa. Dinginnya mendekap tubuh yang masih malas beranjak dari tempat aku bermimpi. Terdengar gema takbir yang memang tiada henti berkumandang semalaman dari pengeras suara masjid di dekat rumah. Kudirikan sholat subuh dan dilanjutkan sholat ied ketika waktu dhuha akan tiba.

Tepat pukul 7, kami memulai sholat. Tempatnya begitu ramai karna masjid ini menjadi satu dari beberapa masjid yang menyelenggarakan sholat ied pada hari itu. Maklum, kami berlebaran pada hari yang berbeda dengan kebanyakan. Berbeda, tetapi tidak masalah. Toh masih sama-sama telah laksanakan puasa Ramadhan.

Setelah sholat, kulihat beberapa orang berdiri dan mengambil seonggoh kain. Aku sedikit tak sadar apa yang akan mereka lakukan. Seketika mereka berjalan berkeliling mengitari jamaah. Ternyata mereka sedang edarkan kotak amal. Hingga sadar, ternyata aku tak membawa uang sepeserpun.

Sebenarnya ini hal yang sepele. Ternyata bagiku tidak. Dahulu aku amat terbiasa menyisihkan uang untuk berinfak setiap hari. Kusiasati dengan menyediakan kotak khusus di dalam kamar untuk aku berinfak dan bila telah penuh maka kuberikan kepada sebuah yayasan amal. Anehnya, sungguh bahagia setiap kali melihat kotak itu penuh. Padahal tahu bahwa itu bukanlah tabungan pribadi.

Namun bulan terakhir ini, aku tidak lagi menyiapkan kotak itu. Mulanya aku masih ingat untuk berinfak setiap hari di berbagai kesempatan. Namun akhirnya aku sering lupa. Bahkan sempat tidak pernah sama sekali dalam beberapa minggu. Sekali lagi, bagiku ini bukan hal sepele. Aku sudah tidak terbiasa berbuat kebaikan walaupun hanya sekedar berinfak.

Abdullah bin Mas'ud r.a. pernah berkata, "Biasakan berbuat baik, sebab untuk dapat kontinu berbuat baik diperlukan pembiasaan." Kini aku mengerti, jangan pernah tinggalkan kebiasaan baik. Karena sebaliknya, kebiasaan buruklah yang akan memenuhi aktivitas-aktivitas kita. Na'udzubillah.