Rabu, 28 April 2010

Cinta itu tindakan!


Ada Seorang Wanita ,Kulitnya hitam, Wajahnya kelihatan keriput. Usianya tua dimakan penyakit dan ada seorang lelaki Kaya dan tampan,yang ingin menikahi wanita tersebut..

Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Sejak awal ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.

Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri." Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu. Aku takkan menikah lagi."

Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa.

Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku memutuskan untuk mencintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."

Begitulah cinta ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati...terkembang dalam kata... terurai dalam perbuatan...Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya. Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan dan tidak nyata... Kalau cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon ; akarnya terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan. Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh amal.

Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.

Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati di sini adalah memberi tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang dilahirkan oleh perasaan cinta itu.

Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti. Cinta yang tidak terurai jadi perbuatan adalah jawaban atas angka-angka perceraian yang semakin mengangga lebar dalam masyarakat kita.

"Jika kita memiliki kesempatan utk menjadi seseorang yg LUAR BIASA, Kenapa kita memilih utk menjadi biasa-biasa saja? Bukankah hidup ini hanya sekali saja? Pastikan diri kita BERGUNA untuk orang banyak."Atau paling sedikit berguna untuk diri kita dan keluarga kita bila tuntutan ini terasa terlampau tinggi..

*Copas dari notes yg inspiratif..:)

Selasa, 27 April 2010

Saya mau diatur!

Tiap-tiap umat di antara kamu, kami berikan aturan dan jalan terang. Q.S Al Maidah 48

Sungguh heran. Saat Allah memang telah meletakkan aturan-aturanNya kepada umat manusia, saat itu pula banyak hamba Nya seakan menolak terhadapnya. Kelalaian kita dalam penerapannya; baik lingkup ritual, sosial, muamalah, maupun prilaku; menjadi bukti. Padahal, apapun alasannya, manusia selalu bergantung kepada aturan Nya. Itu fitrah. Jelas, karna Dia Maha Mengetahui maka aturan Nya pun sempurna.

Ibaratnya, saat seseorang membeli suatu produk mobil, maka ia akan menanyakan buku panduan dari produk tersebut. Jelas, ia pasti akan menanyakannya kepada produsennya. Tidak mungkin kita membeli mobil A, tapi minta buku panduan mobil B. Begitu pula hakikat pencipta kita. Yang menciptakan kita pasti lebih tahu apa yang memang baik untuk kita. Logis.

Maka saat tahu bahwa berbohong itu dilarang, kenapa belum jujur? Saat tahu bahwa babi diharamkan, kenapa malah cari alasan agar babi dibolehkan? Saat tahu islam itu benar, kenapa malah menghindar?..

Lindungiku dari kelalaian ini, ya Rabb..

Kamis, 15 April 2010

Akal..bukan hanya sekedar berpikir,

Akal..

Banyak dari kita mungkin menganggap akal itu adalah buah dari pemikiran. Padahal makna akal itu sendiri tidak sesempit itu..

Dalam surat Ali Imron ayat 190-191, Di sana disebutkan bahwa orang-orang yang berakal adalah yang terus mengingat Allah dalam keadaan duduk, berdiri, maupun berbaring dan memikirkan penciptaan langit dan bumi.

Pemaparan dari ayat tersebut menyiratkan bahwa akal adalah gabungan antara aktivitas hati dan pikiran. Saat proses berpikir kita cukup matang, namun tidak diimbangi dengan perantauan ke dalam hati, maka bisa jadi akan melahirkan sesuatu yang malah menimbulkan kerusakan. Maka, rahim dari kerusakan itu sendiri adalah rahim yang cacat dari kehilangan komponen hati. Komponen yang selalu menjaga proses kecerdasan intelektual dengan kebesaran makna hati. Itulah iman.

Maka bisa jadi, mengapa banyak orang cerdas, namun tidak memancarkan manfaat. Banyak teknologi canggih yang malah daya rusak nya lebih besar dari nilai kegunaannya. Tampak manfaat, namun tidak berkah. Hanya bagaikan suatu mesin yang akan usang suatu saat.

Wallahualam.

Sabtu, 10 April 2010

Nasihat 5 hal..

Suatu hari, Ibrahim bin Adham didatangi oleh seseorang yang sudah sekian lama hidup dalam kemaksiatan, sering mencuri, selalu menipu, dan tak pernah bosan berzina. Orang ini mengadu kepada Ibrahim bin Adham,

“Wahai tuan guru, aku seorang pembuat dosa yang rasanya tak mungkin boleh lari dari kubangan maksiat. Tapi, tolong tunjukkan aku seandainya ada cara untuk menghentikan semua perbuatan tercela ini?”

Ibrahim bin Adham menjawab,
“Kalau kamu boleh berpegang pada lima hal ini, nescaya kamu akan dijauhkan dari segala perbuatan dosa dan maksiat.

Pertama, jika kamu ingin berbuat dosa dan maksiat, maka usahakanlah agar Allah jangan sampai melihat perbuatanmu itu.”

Orang itu terperanjat,
“Bagaimana mungkin, Tuan guru, bukankah Allah selalu melihat apa saja yang diperbuat oleh siapapun? Allah pasti tahu walaupun perbuatan itu dilakukan dalam bilik persendirian, di bilik yang gelap, bahkan di lubang semut pun.”

Wahai anak muda, kalau yang melihat perbuatan dosa dan maksiatmu itu adalah jiran kamu, kawan dekatmu, atau orang yang kamu hormati, apakah kamu akan meneruskan perbuatanmu? Tetapi mengapa dengan Allah kamu tidak malu, sedang Dia melihat apa yang kamu buat?”

Orang itu lalu tertunduk dan berkata,
“katakanlah yang kedua, Tuan guru!”
Kedua, jika kamu ingin melakukan dosa dan maksiat, maka jangan lagi kamu makan rezeki Allah.”

Pendosa itu kembali terperanjat,
“Mana boleh, Tuan guru, bukankah semua rezeki yang ada di sekeliling manusia adalah dari Allah semata? Bahkan, air liur yang ada di mulut dan tenggorokanku adalah dari Allah jua.”

Ibrahim bin Adham menjawab,
“Wahai anak muda, masih mahukah kita makan rezeki Allah sementara setiap saat kita melanggar perintahNya dan melakukan laranganNya? Kalau kamu menumpang makan kepada seseorang, sementara setiap saat kamu selalu mengecewakannya dan dia melihat perbuatanmu, masihkah mampu dan tidak malu untuk terus makan darinya?”

“Sekali-kali tidak! Katakanlah yang ketiga, Tuan guru.”
Ketiga, kalau kamu ingin membuat dosa dan maksiat, janganlah kamu tinggal lagi di bumi Allah.”

Orang itu tersentak,
“Bukankah semua tempat ini adalah milik Allah, Tuan guru? Bahkan, segenap planet, bintang dan langit adalah milikNya juga?”

Ibrahim bin Adham menjawab,
“Kalau kamu pergi ke rumah sesaorang, numpang makan dari semua miliknya, adakah kamu tidak merasa malu untuk memperlekeh aturan-aturan tuan rumah itu sementara dia selalu tahu dan melihat apa yang kamu lakukan?”

Orang itu kembali terdiam, air mata menetes perlahan dari kelopak matanya lalu berkata,

“Katakanlah yang keempat, Tuan guru.”
Keempat, jika kamu masih ingin berbuat dosa dan maksiat, dan suatu saat malaikat maut datang untuk mencabut nyawamu sebelum kamu bertobat, tolaklah ia dan janganlah biarkan nyawamu dicabut.”

Bagaimana mungkin, Tuan guru? Bukankah tak seorang pun mampu menolak datangnya malaikat maut?”

Ibrahim bin adham menjawab,
“Kalau kamu tahu begitu, mengapa masih mahu berbuat dosa dan maksiat? Tidakkah terpikir olehmu, jika suatu saat malaikat maut itu datang justru ketika kamu sedang mencuri, menipu, berzina dan melakukan dosa lainnya?”

Air mata menitis semakin deras dari kelopak mata orang tersebut, kemudian ia berkata,

“Wahai tuan guru, katakanlah hal yang kelima.”
Kelima, jika kamu masih akan berbuat dosa, dan tiba-tiba malaikat maut mencabut nyawamu justru ketika sedang melakukan dosa, maka janganlah terima jika malaikat Malik memasukkan mu ke dalam neraka. Mintalah kepadanya kesempatan hidup sekali lagi agar kamu bisa bertobat dan menambal dosa-dosamu itu.”

Pemuda itupun berkata,
“Bagaimana mungkin seseorang bisa minta kesempatan hidup lagi, Tuan guru? Bukankah hidup hanya sekali?

Ibrahim bin Adham pun lalu berkata,
“Oleh kerana hidup hanya sekali anak muda, dan kita tak pernah tahu bila maut akan menjemput kita, sementara semua yang telah diperbuat pasti akan kita pertanggung jawabkan di akhirat kelak, apakah kita masih akan mensia siakan hidup ini hanya untuk menambah dosa dan maksiat?”

Pemuda itu pucat, dan dengan surau parau menahan ledakan tangis ia menhiba,

“Cukup, Tuan guru, aku tak sanggup lagi mendengarnya.”
Lalu ia pun bangun dan pergi meninggalkan Ibrahim bin Adham. Dan sejak saat itu, orang-orang mengenalnya sebagai seorang ahli ibadah yang jauh dari perbuatan-perbuatan tercela.

Seburuk-buruk manusia, ia pasti memiliki jua sisi fitrah disana.
"Faal hamahaa fujuurohaa wa taqwaahaa."
Sehingga hidayah pun dapat turun kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Semoga Allah tak menutupi hati kita dari cahaya-Nya yang tak pernah padam..Amin.

*Copas dari sebuah notes inspiratif..

Senin, 05 April 2010

Peduli..

*Copas dari sebuah pemberitaan.

Muhammad Firdaus lahir dari dua orang tua yang kurang mampu, akan tetapi mereka adalah oang tua yang peduli akan dakwah islam. Orang tua dari Muhammad Firdaus ini adalah Irmayanti dan Suharto.

Kegiatan sehari-hari Suharto adalah buruh dari usaha rumahan roti dan Irmayanti berprofesi sehari-hari sebagai guru. Mereka tinggal di RW 9 Kelurahan Mampang Kecamatan Pancoranmas.

Muhammad Firdaus lahir pada jumat 2 April 2010, dengan berat badan hanya 1,7kg. Ukuran yang sangat kecil untuk ukuran bayi yang seharusnya lahir minimal 3 kg.
Kondisinya ternyata lebih memprihatinkan lagi setelah hasil cek up dokter yang nyatakan bahwa Muhammad Firdaus tidak memiliki lubang anus untuk buang air besar.

Saat ini si kecil Muhammad Firdaus menunggu uluran tangan kita yang peduli agar kondisinya lebih baik lagi sebagaimana bayi lainnya yang sehat.

BIAYA OPERASI DIBUTUHKAN KURANG LEBIH RP.15.000.000
Mari ulurkan bantuan anda untuk Muhammad Firdaus.
Bantuan dana bisa disalurkan melalui
1. Bank Syariah Mandiri, No Rekening 0097032485
2. BCA, No Rekening 7650328706
Atas nama Bagus Asprianto.

Atau silakan hubungi kami di 08179194441, 02194537928
dan dana akan kami jemput.
Terimakasih
Jazakumullah Khairon Katsiron
Wassalaam