Senin, 16 Agustus 2010

Merdeka!

Kemerdekaan. Makna nya luas. Sangat luas sebenarnya. Maka wajar jika banyak hal yang dapat ditarik dari kata itu. Secara konotatif ataupun denotatif. Secara gamblang, maupun tersirat. Hanya saja, masih terasa bingung. Kemerdekaan ini masih sering diinterpretasikan, "kebebasan seluas-luasnya". Lucu. Padahal tubuh kita saja butuh aturan untuk hidup normal. Regulasi gen yang ada di tiap sel, bila tidak ada aturan maka bisa berkembang menjadi keganasan. Sel-sel imun, bila tidak aturan yang jelas, bisa menjadi penyakit autoimmune. Aliran darah, bila tidak ada autoregulasi tekanan di otak, bisa berkembang menjadi stroke. Jelas. Bebas itu bukan tanpa aturan. Bebas itu berbatas aturan. Dari siapa aturan itu? Kita semua sudah seharusnya bisa menjawab itu. Bila sulit, tanyakan pada hati kecil kita.

Ada sisi lain yang bisa ditarik pula dari kata kemerdekaan. Sering terdengar teriakan "merdeka!" karna merasa kita belum merdeka. Kita merasa masih terjajah. Wajar. Itu semangat bergejolak. Hanya saja satu hal yang mungkin harus diperhatikan. Merdeka itu bukan sekadar pemberian! Tidak akan ada perubahan yang lebih baik itu terjadi tanpa kita sendiri yang melakukannya. Kita tidak bisa terus-menerus mengharapkan mukjizat terjadi tanpa ada usaha lebih. Ya, usaha lebih. Berdasarkan rumus fisika saja, usaha itu harus ada perpindahan. Itu berarti ada yang bergerak di sana.

Semua yang tertulis di atas hanyalah sekelumit alur yang ada di otak saya saat ini. Mampu kah hal itu terintegrasi menjadi bagian dari amal saya? Bismillah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar