Sabtu, 21 Agustus 2010

Berkorban, Bukan Menjadi Korban.


Pengorbanan. Menilik ke dalam beberapa pengalaman yang klasik. Pernahkah kita menyisihkan sebagian uang kita untuk memberikan satu bungkus saja makanan berbuka puasa untuk orang lain? Namun saat kita diajak untuk ikut acara buka bareng, belasan bahkan puluhan ribu kita keluarkan. Tidak. Ada yang lebih sederhana. Pernahkah kita memindahkan puntung rokok (masih hidup) yang dibuang di tengah jalan ke tempat yang semestinya? Padahal melihat teman yang merokok saja kita masih enggan untuk berkata "tidak suka asap rokok!".

Rasulullah pernah bersabda bahwasanya memindahkan duri di jalan saja merupakan selemah-lemahnya iman. Coba kita bayangkan bila hal yang di atas kita masih enggan. Kasihan iman kita. Ia renta, hanya sekedar di mulut saja. Kosong. Bila begitu, entah kata-kata apa yang harus dirangkai untuk mendorong diri kita sendiri untuk menghadiahi waktu ini dengan membaca Al-Quran.

Sahabat. Kita semua tahu bahwa pengorbanan itu bukanlah sesuatu yang sederhana dalam perlakuannya. Masih butuh komponen dasar di dalamnya. Tanggung jawab, keberanian, kesabaran. Setidaknya itu yang dibutuhkan. Karna itu ada satu hal yang harus dipegang. Kita hidup bukan untuk diri kita sendiri. Ulama saja mengistilahkan dengan, "manusia kerdil". Apakah yang disebut pahlawan itu adalah kumpulan manusia-manusia berjiwa kerdil?

(Self-Evaluating..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar