Kamis, 01 Maret 2012

Kunci dan Pintu

Hidup adalah kunci. Mati adalah pintu. Sehingga kami berhidup, memiliki pintu yang pasti. Sehingga kami berhidup, memilah-milih kunci yang tepat untuk pintu yang di dalamnya ada sesuatu keindahan yang diangan-angan. Jika tidak, sebaliknya.

Kami semestinya enggan menjadikan kunci yang sedang digenggam ini, rusak akibat lalai. Jadi cacat. Bodoh rasanya menyia-nyiakan. Sebab jelaslah, pintu yang ada sudah menunggu-nunggu. Di depan kami. Bahkan di depan kedua mata kami. Bahkan di dekat urat-urat nadi kami. Bahkan di lekuk-lekuk otak kami. Bahkan di tiap-tiap sela iga kami. Bahkan di dalam rongga dada kami yang begitu sempit. Bahkan di genang-genang darah kami. Begitu dekatnya.

Tak boleh salah! Bisa jadi adalah detik ini. Adalah kunci terakhir bagi kami. Tiada berkesempatan di kemudian waktu. Bergegaslah, perbaiki segera!

1 komentar: