
Satu-persatu saya melihat saudara kandung yang lebih tua dari saya berpakaian rapi, semua serba hitam dengan topi lebar yang melekat di kepalanya. Satu-persatu, mereka menerima ucapan selamat dari rekan-rekannya maupun guru-gurunya. Upacara wisuda pun terkadang menjadi puncak kebahagiaan orang tua saat beliau melihat anaknya berdiri di depan. Bahagia karena tidak semua orang tua mampu memberikan hal yang sama kepada anaknya. Bahagia pula karena anaknya pun mampu menjawab setidaknya sedikit kekhawatiran sang orang tua akan masa depan anaknya yang dibangga-banggakannya itu. Maka wajar jika hal ini melekat di benak saya saat ini. Ya, suatu saat saya juga ingin berada dalam posisi sang anak yang mampu menunjukkan baktinya, setidaknya dengan seperti yang telah diceritakan di atas.
Sekarang, insya Allah "hanya" tinggal setahun lagi saya kan menuju ke sana. Melihat ke belakang kembali bukanlah sesuatu yang bijak. Karna sungguh, ada cita-cita yang ingin saya kejar. Setidaknya dalam waktu yang dekat ini, maupun dalam kurun waktu yang jauh ke depan. Sudah terbayang. Tergambar. Tinggal prosesnya lah yang harus ditekuni. Daya berdaya yang dipertajam. Kesabaran yang diasah. Ya Rabb, semoga Engkau ridho.