Jumat, 07 Mei 2010

Jantung saya gak egois..


Akhir-akhir ini, terbesit sebuah hal yang sebenarnya kecil, namun bisa menjadi ladang hikmah tersendiri di sana..

Tentang jantung. Baru saya sadar, ternyata jantung itu gak egois. Coba kita lihat. Dalam mekanisme kontraktilitas nya, jantung memiliki aktivitas yang automatis dalam memberikan stimulus untuk otot jantung dapat berkontraksi sendiri dengan ritme tertentu. Karna jantung memiliki fungsi sebagai pemompa darah, maka ia berkontraksi lalu memompakan darah ke paru-paru dan ke seluruh tubuh, yang biasa kita sebut systole. Setelah itu, saat darah ter-ejeksi keluar dari jantung, maka jantung akan mengalami fase relaksasi ventrikel dimana katup yang menuju pembuluh aorta akan menutup. Saat menutup, darah yang terejeksi sebagian kecil akan mengalir balik untuk mengalirkan darah ke pembuluh darah jantung itu sendiri. Fase itu dinamakan diastole.

Saat saya pikir, ini unik. Jantung seolah memprioritaskan nutrisi nya untuk organ lainnya terlebih dahulu. Dia juga tidak keberatan untuk mengatur supply nutrisi itu sendiri. Dia korbankan nutrisi buat dirinya sendiri yang juga sebenarnya hanyalah sisa yang ada. Padahal, kita tahu bahwa karena itulah ia menjadi lebih rentan terhadap penyakit kurang gizi.

Tepat atau tidak, tapi bagi saya ini bisa menjadi contoh, bahkan untuk seorang pemimpin sekalipun. Sebagai pelayan rakyatnya, figur pemimpin dituntut untuk dapat memberikan pengorbanan lebih. Ia tidak akan kekenyangan jika rakyat nya masih kelaparan. Ia pun dituntut untuk dapat profesional dalam mengatur aktivitasnya, karena saat ia tidak teratur maka rakyatnya pun akan terkena dampaknya. Sama halnya dengan jantung yang mengalami arrhythmia maka supply darah ke organ lain pun akan terganggu.

Ini baru secarik hikmah yang bisa dipetik. Padahal, bisa jadi ia menjadi seperti batu permata yang memiliki banyak sisi di permukaannya. Banyak hikmah yang mungkin bisa dilihat dari sudut pandang yang lain. Waallahualam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar