Minggu, 19 Juni 2011

Ma'iyyatullah

Bola mataku terlalu kecil tuk melihat anggun-Mu. Telingaku pun hanya dua. Hanya bisa berprasangka atas keindahan kata-Mu. Otakku yang tersimpan rapat dalam kepala cuma sekedar menjalani kehendak-Mu. Inilah batasku. Engkau yang kuasa.

Aku tak pernah bisa melihat masa depan. Sekali lagi, aku hanya berprasangka. Demi mengobati jiwa yang lemah, aku jadi gila. Sayang, lagi-lagi gagal. Padahal yang kecil suatu saat jadi besar. Sayang, lagi-lagi keliru.

Maka nasib Allah yang tentukan. Tapi manusia gerakkan tubuhnya. Tidak sendiri. Manusia dan Allah, akan jadi kombinasi yang indah. Ma'iyyatullah.