Sabtu, 26 Desember 2009



Bismillah...

Maha suci Allah, rabbul 'alamin...yang telah mengutus rasul Nya dengan petunjuk dan agama yang benar...

Masih teringat, saat saya mengutip tulisan yang dibuat oleh (alm.)Ust. Rahmat Abdullah yang saya tuliskan kembali di sebuah note dalam facebook. Berikut kutipannya.

"Kematian Hati"

Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya.

Banyak orang cepat datang ke shaf shalat layaknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi.

Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya. Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri.

Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.

Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.

Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.

Asshiddiq Abu Bakar Ra. selalu gemetar saat dipuji orang. "Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka", ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dengan kata.
Dimana kau letakkan dirimu?
Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut.

Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.
Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat ma'siat menggodamu dan engkau meni'matinya?

Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia ?

Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung. Ini potret negerimu : 228.000 remaja mengidap putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU, 25 % mengaku telah berzina dan hampir separohnya setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan dengan perkosaan. Mungkin engkau mulai berfikir "Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan bila engkau laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu yang tak kauperlukan sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh" Betapa jamaknya 'dosa kecil' itu dalam hatimu.

Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat "TV Thaghut" menyiarkan segala "kesombongan jahiliyah dan maksiat"?

Saat engkau muntah melihat laki-laki (banci) berpakaian perempuan, karena kau sangat mendukung ustadzmu yang mengatakan " Jika ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat ?"
Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang berteriak paling lantang "Ini tidak islami" berarti ia paling islami, sesudah itu urusan tinggallah antara engkau dengan dirimu, tak ada ALLAH disana?
Sekarang kau telah jadi kader hebat.
Tidak lagi malu-malu tampil.

Justeru engkau akan dihadang tantangan: sangat malu untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa.

Semua gerak harus ditakar dan jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang, walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki. Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1 milimeter lagi ? Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, sedikit banyak karena para elitenya telah salah melangkah lebih dulu.

Siapa yang mau menghormati ummat yang "kiayi"nya membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi di sebuah kamar hotel berbintang, lalu dengan enteng mengatakan "Itu maharku, ALLAH waliku dan malaikat itu saksiku" dan sesudah itu segalanya selesai, berlalu tanpa rasa bersalah?

Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan "Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua" Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai 'alimullisan (alim di lidah)? Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari kemungkinan jatuh ke lembah yang sama?

Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas da'wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir ? Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini? Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka.
Tengoklah langkah mereka di mal. Betapa besar sumbangan mereka kepada modernisasi dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk junk food, semata-mata karena nuansa "westernnya" . Engkau akan menjadi faqih pendebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman halal itu, dengan perasaan "lihatlah, betapa Amerikanya aku".
Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah engkau punya harga diri.
Mahatma Ghandi memimpin perjuangan dengan memakai tenunan bangsa sendiri atau terompah lokal yang tak bermerk. Namun setiap ia menoleh ke kanan, maka 300 juta rakyat India menoleh ke kanan. Bila ia tidur di rel kereta api, maka 300 juta rakyat India akan ikut tidur disana.

Kini datang "pemimpin" ummat, ingin mengatrol harga diri dan gengsi ummat dengan pameran mobil, rumah mewah, "toko emas berjalan" dan segudang asesori. Saat fatwa digenderangkan, telinga ummat telah tuli oleh dentam berita tentang hiruk pikuk pesta dunia yang engkau ikut mabuk disana. "Engkau adalah penyanyi bayaranku dengan uang yang kukumpulkan susah payah. Bila aku bosan aku bisa panggil penyanyi lain yang kicaunya lebih memenuhi seleraku"



Ust. Rahmat Abdullah (Alm.)

Ya. Saya hanya dapat berdoa sekarang pada-Nya, semoga jiwa-jiwa ini takkan pernah bosan oleh silau cahaya-Nya. Semoga jiwa-jiwa ini takkan pernah beku karena keangkuhannya. Semoga jiwa-jiwa ini selalu sadar akan raga nya yang sedang berbuat maksiat. Semoga jiwa-jiwa ini takkan pernah mati. Amin.

wallahualam.

Kamis, 17 Desember 2009

Tahun "Pembelajaran"...

Bismillah...

Maha suci Allah SWT,,,

Sungguh, tak terasa saya telah kembali pada awal tahun hijriyah lagi...Sungguh rabb, segala puji bagi Engkau,,,Engkau masih memberikan kesempatan bagiku WAKTU untuk mencari rahmat-Mu, kesempatan tuk berusaha mendapatkan kasih sayang-Mu, kesempatan memperbaiki diriku untuk-Mu, kesempatan mempotensikan diriku untuk-Mu, kesempatan mendapatkan apa yang aku butuhkan untuk ada di sisi-Mu...

Sungguh rabb,,,NIKMAT WAKTU yang Engkau berikan pun, ternyata sudah melahirkan banyak NIKMAT yang lain..Sungguh, tak pantas aku mendustakan nikmat WAKTU-Mu ini...na'udzubillah...

Hm,,,hanya ingin merefleksi kehidupan saya selama satu tahun ini...Mudah-mudahan saya dapat menjadikannya bahan muhasabah dan perbaikan, bukan perbincangan dan perdebatan kembali, ataupun sekedar berandai-andai...


Dari awal tahun kemarin: Mendapatkan amanah yang cukup banyak dalam satu waktu. Ini saya rasakan cukup berat, karena sungguh saat itu saya merasa saya belum cukup kompeten di dalamnya, dari segi kemampuan manajerial ataupun pemahaman. Dari sini, hikmah yang ingin saya tarik adalah perlunya akselerasi dalam pembelajaran, karena keterbutuhan itu dinamis dan cepat berkembang, maka harus ada usaha dari kita untuk mengikuti sesuai dengannya.

Masih di awal tahun: kecelakaan motor. hm,,saya melihat ini merupakan "pembelajaran" saya yang paling berharga dalam hal kesabaran mengendarai motor..karena itulah pertama kali nya saya mengalami kecelakaan motor, dan hikmahnya adalah salah satu tiang sabar, yaitu pengendalian diri.

Di perempat tahun: Mengalami even terpanas di FK : Olymphiart. Menjadi momen berharga saya di angkatan saya, karena saya belajar bahwa takdir menjadi "keluarga" di angkatan 2007 menuntut saya untuk lebih respek dan tanggap terhadap "keluarga" terdekat saya sendiri. Menuntut, bukan berarti ada yang menuntut, melainkan sesuatu yang sudah menjadi hakikat nya.

Di pertengahan tahun: Mendapat amanah yang lebih. Disini, saya belajar bagaimana "menerima" sesuatu dengan sabar. Karena, sekali lagi, sabar itu ada 2 tiang. Semangat dan pengendalian diri. Semangat, berarti mau optimal dan maksimal dalam amanah dan amalnya. Karena kesempatan untuk mendulang ladang pahala yang banyak, tidak diberikan pada setiap manusia...Mudah-mudahan kesempatan yang Allah berikan ini tidak saya sia-siakan...
" Ya Rabb, Jangan Engkau masukkan aku ke dalam orang-orang yang zalim. Dan Jangan pula engkau biarkan aku memakai jubah Kesombongan di bumi-Mu ini, ya rabb..."

Di pertengahan tahun pula: Mendapat ujian akademik yang luar biasa. Saat itu, ujian yang saya alami, sangatlah berkesan. Pertama, tingkat kesulitan dan resiko nya yang cukup besar. Kedua, saya belajar untuk tidak pernah berputus asa.
"Laa tahzan, innallaha ma'ana.."
Saya menyadari bahwa seorang muslim tidak patut untuk berputus asa, karena asa itu selalu ada dari-Nya. Dan insya allah, buahnya pun manis saat nafas semangat lebih panjang daripada keluh nya (dapet nilai yang baik...^0^).

Di awal tahun ajaran baru: Mengikuti OSPEK 2009. Mendapat amanah menjadi tim ROHANI OSPEK. Saya mendapatkan amanah untuk tetap menjaga OSPEK 2009 menjadi OSPEK yang religius. Hukmah yang paling terasa adalah kondisi OSPEK dimana saat puasa kita semua mengerahkan daya kita untuk memberikan yang terbaik untuk adik-adik kita. Sungguh, "hanya yang bertahan yang kan sampai tujuan..."


Di Penghujung tahun: PEMIRA 2009. Hal paling berharga dalam kehidupan saya sebagai mahasiswa FK. Dari sana, saya menemukan "keluarga" baru dalam 10 hari. Merasakan dinamisme kehidupan FK. Merasakan kebutuhan belajar hal yang baru dalam waktu singkat. Di sana pula, saya juga menemukan harapan baru, semangat, "tamparan" keras dan cambuk semangat. Banyak hal yang saya dapat dan alami di sana (banyak pula hal yang tak dapat dituliskan disini). Namun yang jelas, hikmah yang paling saya ambil bahwa AMANAH itu bukanlah sesuatu yang main-main (karena GUNUNG pun menolaknya). Orang yang menjaga komitmen dalam amanah nya adalah yang paling komitmen dalam amal konkret dan niat nya. Orang yang selalu mengihsankan dirinya dalam bekerja, BUKAN HANYA SEKEDAR ADA, MELAINKAN MEMILIKI MAKNA.


kehidupan saya selama satu tahun ini, tahun yang saya sendiri sebut adalah TAHUN PEMBELAJARAN. Sebenarnya masih banyak hal yang terjadi, yang mungkin tak dapat saya tulis disini. Mudah-mudahan ini tak sekedar menjadi sejarah hidup yang tertulis bagiku. Karena, saya ingin tahun depan menjadi bukan sekedar tahun pembelajaran, tetapi juga TAHUN KEBERMANFAATAN.

"Takkan patah karena lelah, because it's lillah.."

Allahua'lam

Senin, 14 Desember 2009

Sudah berbuat apa kita?

Bismillah...

Segala puji bagi Allah SWT, yang atas kuasa nya, menciptakan semua pergantian, perputaran, segala hal yang ada di alam ini secara seimbang. Tak terasa, detik-detik dan menit-menit hidup ku pun ikut bergulir, dengan kuasa-Nya pula.

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal" Ali Imron 191

Semoga menjadi refleksi bagiku di penghujung tahun ini. Pergantian tahun berarti semakin berkurang pula umurku, artinya, semakin dekat pula aku terhadap kematian.

"Anda adalah rangkaian hari-hari. Jika satu hari telah lewat, maka akan berkurang umur anda."

Lalu, sudah berbuat apa saja kah aku sampai saat ini? Sudah sejauh mana aku hijrah dari kelalaian-kelalaian ini? atau bahkan aku masih terjebak dalam lumpur permainan dan senda gurau dunia ini?

Minggu, 13 Desember 2009

Seberapa pantas,,,

Rabb,,,

Pantaskah aku meminta kepada-Mu, nikmat yang lebih banyak lagi...
Padahal tak jarang aku tidak bersyukur atas nikmat-Mu sebelumnya...

Rabb,,,

Pantaskah aku meminta kepada-Mu, hati yang bersih...
Padahal tak jarang aku mengotori diriku sendiri,,,
dalam jiwaku maupun ragaku...

Rabb,,,

Pantaskah aku meminta kepada-Mu, amanah yang lebih,,,
Padahal tak jarang aku mengkhianati hak-hak orang lain dalam amanahku sendiri...

Rabb,,,

Pantaskah aku meminta kepada-Mu, umur yang lebih,,,
Padahal tak jarang pula, umurku dihabiskan tanpa arti...


Lalu, Pantaskah aku?...

Namun,,,setidakpantas nya diriku ini, aku kan selalu meminta kepada-Mu..Karena TAK ADA yang dapat aku mintai selain kepada-Mu..

Terimalah penghambaan ku ini, Rabb...